Senin, 31 Januari 2011

PERMAINAN SEGITIGA AJAIB

PERMAINAN SEGITIGA AJAIB



Permainan segitiga ajaib merupakan suatu permainan dengan cara menjumlahkan bilangan – bilangan yang ada pada sisi segitiga dengan syarat hasil penjumlahan setiap sisi adalah sama.
Permainan ini terinspirasi dari bangun datar segitiga sama sisi.


 Gunting
 Spidol
 Pena / Pensil
 Karton
 Jangka

Setelah semua alat dan bahan tersedia, buatlah lingkaran sebanyak jumlah murid dengan jari – jari sekitar 5 – 10 cm.
Kemudian masing – masing lingkaran diberi nomor dari 1sampai 9.



1) Bagi siswa menjadi beberapa kelompok, untuk tahap awal 6 orang dalam tiap klmpk. Tahap selanjutnya bagi menjadi 9 orang dalam tiap klmpk.
2) Bagikan lingkaran pada masing – masing siswa 1 buah lingkaran. Masing – masing siswa dalam kelompoknya mendapatkan nomor yang berbeda.(1-6 atau 1-9)
3) Suruh siswa membuat segitiga dengan syarat jumlah angka lingkaran pada sisi segitiga bila jumlahkan adalah semuanya sama.
4) Kelompok siapa yang paling cepat menyusun / membuat segitiga dengan ke tiga sisinya bila dijumlahkan sama, maka kelompok itulah yang menang. Dan kelompok yang kalah akan diberikan hukuman.



Dari gambar segitiga sisi 3 x 3 dapat kita lihat bahwa :
Jumlah sisi kiri (1 + 6 + 2 = 9)
Jumlah sisi kanan (1 + 5 + 3 = 9)
Jumlah sisi bawah (2 + 4 + 3 = 9)
Jadi jumlah masing – masing sisi segitiga tersebut adalah sama.




Pada segitiga di atas apabila angka pada masing –masing lingkaran disetiap sisi segitiga dijumlahkan maka jumlahnya akan sama.
Segitiiga I setiap sisinya berjumlah 17.
Segitiga II setiap sisinya berjuumlah 20.
Dan masih banyak susunan lainnya.

PEMANFAATAN LINGKUNGAN SEKITAR

Pemanfaatan Uang Dalam Pembelajaran Satuan Bilangan


Lingkungan sekitar apabila digunakan dalam proses pembelajaran sangatlah bermanfaat, apalagi dalam pembelajaran matematika. Kebanyakan siswa menyatakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang paling sulit diantara pelajaran yang lain.
Sebagai salah satu calon guru, kita harus dapat menciptkan suatu proses pembelajaran yang berkesan bagi siswa serta tidak membosankan. Dalam proses pembelajaran ini lingkungan sekitar yang dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah uang.
Umumnya semua siswa SD telah mengenal uang, karena mereka mempergunakan uang untuk jajan mereka sehari - hari.

Persiapan yang harus dibawa
 Setiap siswa disuruh membawa uang
 Uang kertas dan uang logam

Langkah pembelajaran

Setiap siswa di suruh mengeluarkan yang ia bawa.
Uang nya dapat dalam bentuk uang kertas maupun uang logam.
Guru mulai menjelaskan pelajaran, yaitu dimulai dari :
1. Satuan
Suatu angka yang terkecil dari suatu bilangan merupakan satuan bilangan.
Guru memerintahkan setiap siswa untuk melihat uangnya dan menunjukkan kepada guru yang mana yang di sebut dengan satuan dari suatu bilangan yang tertera dalam angka yang ada pada uang.
(contoh : 1, 2, 5 dll)
2. Puluhan
Guru menjelaskan bahwa satuan tingkatan kedua adalah puluhan. Diantara satuan dan puluhan masih adalagi, biasanya angka ini dalam bentuk belasan angkanya berkisar dari 11 – 19.
(contoh : 15, 25, 50 dll)
Puluhan terdiri dari 2 angka.
3. Ratusan
Guru menjelaskan bahwa satuan tingkatan yang ketiga adalah ratusan. Ratusan terdiri dari tiga angka.
(contoh : 100, 500 dll)
4. Ribuan
Guru menjelaskan satuan tingkatan bilangan yang ke empat adalah ribuan, terdiri atas empat angka.
(contoh : 1000. 5000 dll)
5. Puluhan ribu
Guru menjelaskan tingkatan satuang berikutnya adalah puluhan ribu. Puluhan ribu terdiri atas lima angka.
(10000, 20000 dll)

Setiap siswa disuruh memperlihatkan kepada guru, mana uang yang termasuk ke dalam satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan puluhan ribu.

1 3 5 2 0

PEMANFAATAN BARANG BEKAS

PEMANFAATAN BARANG BEKAS

Barang bekas yang dimanfaatkan disini adalah gabus dari barang – barang elektronik. Gabus ini dibuat menjadi lingkaran, untuk mengajari anak tentang konsep dasar dari lingkaran.
Siswa disuruh membuat gambar lingkaran sendiri, sehingga dengan melakukan sendiri siswa akan lebih cepat mengerti dan paham.

Alat dan bahan:
Potongan gabus
Pisau
Jangka
Pensil / pena
penggaris

Langkah – Langkah

 Siswa disuruh membuat lingkaran dari gabus bekas.


 Letakkan lingkaran diatas meja.
 Siswa disuruh membuat garis lurus di tengah – tengah lingkaran, kemudian kedua ujung garis diberi simbol.
 Garis AB di bagi 2 sama besar dan titik di tengah nya diberi nama O.


A

 Garis AB adalah garis tengah ( diameter / d ).
 Jika garis AB dibagi 2 maka AO adalah jari – jari ( r ).
 Sehingga diperoleh bahwa jari – jari lingkaran adalah setengah dari diameter lingkaran.
Jadi





 sedangkan jika ditarik garis lagi seperti gambar, akan terbentuk sebuah bangun, bangun ini dinamakan juring.

Minggu, 10 Oktober 2010

FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pengertian Media
Secara harfiah kata media memiliki “perantara” atau”pengantar”. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan.
Association For Education And Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan National Education Association (NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta intrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar-mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.
Heinich, dan Kawan-Kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Televisi, film, foto, radio, rekaman audio, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya merupakan media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran.
Istilah ‘media’ sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata ‘teknologi’ yang berasal dari bahasa latin Tecne (dalam bahasa Inggris art) dan logos (dalam bahasa Indonesia ilmu). Menurut Webster ( 1983;105), ‘art’ adalah keterampilan (skill) yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.
Jadi, media adalah alat yang menyampaikan atau menghantarkan pesan-pesan pengajaran.

B. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Masing-masing media mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu perlu memilihnya dengan cermat dan tepat agar dapat digunakan secara tepat guna. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran:
a) Media pembelajaran hendaknya selaras dan menunjang tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
b) Aspek materi merupakan pertimbangan yang dianggap penting dalam memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media yang digunakan berdampak pada hasil pembelajaran siswa.
c) Kondisi audien (siswa) dari segi subjek belajar menjadiperhatian yang serius bagi guru dalam memilih media yang sesuai, terutama factor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam memilih media pengajaran.
d) Media yang dipilih seharusnya dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada audien secara tepat dan berhasil guna, dengan kata lain, tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
e) Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

C. Ciri-Ciri Media Pembelajaran
Gerlach & Ely (1971) mengemukakan 3 ciri madia pembelajaran yang merupakan petuntuk mengapa media digunakan dan apa – apa saja yang dapat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak dapat melakukannya.
a) Ciri Fiksatif ( Fiksatif Property )
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Dengan ciri fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditranspormasikan tanpa mengenal waktu.
Ciri ini amat penting bagi guru karena kejadia – kejadian atau objek yang telah direkam atau disimpan dengan format media yang ada dapat digunakan setiap saat.
b) Ciri manipulatif ( Manipulative Property )
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki cirri manipulatif. Kejadin yang memakan waktu berhari – hari dapat disajikan kapada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Yaitu dapat dipercepat dengan teknik fotogrrafi.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat waktu.
c) Ciri Distributif ( Distributive Property )
Ciri Distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransformasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatifsama mengenai kejadin itu.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja ia dapat direpproduksi seberapa kalipun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang – ulang disuatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hamper sama dengan aslinya.

D. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat
diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul
dalam proses pembelajaran. dalam interaksi siswa sering timbul dan terjadi penyimpangan – penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak efektif dan efesien, antara lain disebabkan oleh odanya kecendrungan verbalisme, ketidahsepahaman siswa/mahasiswa, kurangnya minat dan kegairahan.
Salah satu usaha untuk menghadapi keadaan demikian ialah dengan penggunaan media secara terintegrasi dalam proses belajar-mengajar, karena fungsi media dalam kegiatan tersebut selain sebagai penyaji stimulus informasi, sikap, dll, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal – hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah – langkah kemajuan serta memberi umpam balik.
Levie & Lentz (1982) mengemukakan empat fungsi media pengajaran, khususnya media visual, yaitu :
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar, khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingatkan isi pelajaran semakin besar.
Fungsi afektif media visual dapat dilihat tingkat kenikmatan siswa ketika belajar matematika atau membaca teks yang bergambar. Gambar atau lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang menggungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pengajaran yang berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran matematika yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Jadi secara umum media pembelajaran berfungsi untuk :
1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa/mahasiswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru / dosen.
2) Memberi pengalaman lebih nyata ( abstrak dapat menjadi konkrit ).
3) Menarik perhatian siswa lebih besar ( jalannya pelajaran tidak membosankan ).
4) Semua indra murid dapat diaktifkan. Kelemahan salah satu indra dapat diimbangi oleh kekuatan indra lainnya.
5) Lebih menarik minat dan perhatian murid dalam belajar.
6) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
REFERENSI

Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Asnawir, Basyiruddin Usman. 2002.Media Pembelajaran. Jakarta : Ciputat Pers
http://www.freewebs.com/santyasa/pdf2/MEDIA_PEMBELAJARAN.pdf2. Definisi, Posisi, dan Fungsi Media Pembelajaran
file:///D:/PEMBELAJARAN_MATEMATIKA_BERBASIS_KOMPUTER.htm
http:/// www.google.com.Pelatihan Supervisi Pengajaran Untuk Sekolah Dasar.pdf. Jam akses 25 September 2010